Rabu, 26 Juni 2019

Ditanya Gatot Kenapa Kecewa, Jamaah Halal Bihalal Purnawirawan TNI Jawab "Dicurangi"


GELORA.CO - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo meminta ribuan purnawirawan TNI yang hadir dalam halal bihalal di Masjid At Tin TMII agar tidak kecewa.  

Gatot melihat bahwa wajah para  purnawirawan yang hadir merupakan wajah orang yang kecewa. "Kami juga melihat wajah bapak-bapak dan khususnya ibu ibu adalah wajah yang kecewa. Betul?" tanya Gatot di Masjid At Tin, Selasa 25 Juni 2019. 

"Kalau gitu kenapa ada yang kecewa," tanya Gatot. Beberapa orang jamaah yang hadir pun ada yang menjawab, "dicurangi."

Gatot menyebut bukan peserta halal-bihalal saja yang kecewa, karena dirinya pun merasa kecewa. Ungkapan kekecewaan Gatot disambut gemuruh purnawirawan yang hadir.

Gatot menjelaskan maksud kekecewaannya. Ia mengatakan ada kekecewaan saat masuk tentara. Gatot mengaku sempat kecewa tidak masuk Universitas Gajah Mada, dan memilih masuk tentara untuk menghemat biaya hidup.

Namun, kekecewaan dan pandangan Gatot berubah saat dirinya dilantik sebagai tentara. "Saat itu saya menjadi tentara ingin mencari makan, tapi pada saat dilantik cita-cita berubah semuanya, ingin menjadi pahlawan," ujarnya.

Menurut pria kelahiran Tegal itu, semua purnawirawan yang datang ke acara halal bihalal ini kecewa karena tidak sempat menjadi pahlawan. Menurut Gatot, yang tidak hadir di acara halal bihalal ini telah menjadi pahlawan dan bahagia karena sudah berada di akhirat.

Gatot meminta purnawirawan yang hadir menghilangkan kekecewaan mereka. Sebab, mereka disumpah saat menjadi prajurit TNI maupun Polri untuk setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. "Jangan kecewa, walaupun kalian kumpulan orang-orang yang kecewa."

Selain Gatot Nurmantyo, acara halal bihalal purnawirawan TNI - Polri itu juga dihadiri ulama Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dan Siti Hediati Soeharto atau sering disapa Titiek Soeharto. [tc]

Moeldoko: Ada Kelompok Ganggu Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo


GELORA.CO - Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, telah mengetahui kalau ada kelompok yang ingin mengganggu upaya rekonsiliasi pasangan capres 01 Jokowi-Ma'ruf dan capres 02 Prabowo-Sandi pasca putusan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK). Padahal, upaya rekonsiliasi selama ini sudah berjalan baik.

"Kita mensinyalir ya, ada kelompok-kelompok yang tidak bisa menerima itu. Tidak bisa menerima itu," kata Moeldoko di kantornya, Jakarta, Rabu 26 Juni 2019.

Menurut mantan Panglima TNI ini, salah satu upaya kelompok yang tidak ingin adanya rekonsiliasi adalah dengan masih adanya kelompok masa yang melakukan aksi demonstrasi dan tidak mendengar imbauan Prabowo agar tidak melakukan aksi di MK.

"Masih memaksakan diri untuk turun ke jalan. Saya ingin menekankan bahwa masyarakat kita sangat menginginkan suasana ini berjalan baik-baik saja. Kan begitu," katanya.

Purnawirawan jenderal TNI menyesalkan masih ada kelompok yang mencoba menghalangi upaya rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo pasca putusan sidang sengketa Pilpres di MK. Ia menduga ada agenda lain dari kelompok yang tak menginginkan rekonsiliasi terwujud.

"Saya pikir mungkin punya agenda lain ya. Mungkin punya agenda lain. Kita sudah tahu itu, siapa-siapa sudah tahu. Kelompok mana saja sudah kami petakan. Mapping semuanya," jelasnya.

Meski ada upaya yang menghalangi, Moeldoko memastikan proses rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo masih tetap berjalan. Bahkan komunikasi kedua kelompok sampai saat ini masih berjalan dengan baik.

"Wujudnya semakin kelihatan. Sekarang kan bentuknya masih bisa dikenali. Nanti bisa dilihat lah, tinggal menunggu kapannya," ujar Moeldoko. [vv]

Pesan Habib Rizieq ke Massa Akasi Kawal MK: Jangan Terprovokasi Perusuh


GELORA.CO - Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ustaz Sobri Lubis menyampaikan orasi dalam aksi kawal Mahkamah Konstitusi (MK). 

Dalam kesempatan ini, Sobri menyampaikan salam dari Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab kepada massa yang menggelar aksi di Patung Kuda, Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Sobri mengaku, dirinya baru pulang dari Mekah bertemu dengan Habib Rizieq. Sobri yang baru tiba di Jakarta pagi tadi langsung datang ke Patung Kuda untuk ikut bergabung dengan massa aksi.

"Habib Rizieq Syihab di Kota Suci Mekah, kemarin mengingatkan kepada saya untuk menyampaikan salam kepada segenap rakyat Indonesia yang hadir pada hari ini menegakkan keadilan. Saya sampaikan salam, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," kata Sobri mengawali orasinya di atas mobil komando, Rabu (26/6/2019).

Sobri mengatakan pesan Habib Rizieq ialah untuk tetap istiqomah mengawal penegakan keadilan di tanah air. Walaupun begitu, lanjut Sobri, aksi yang tetap digelar harus dalam keadaan tertib dan damai.

"Aksi kita tetap aksi damai, oleh karena itu kita harus memastikan aksi kita aksi damai. Bagi para satgas-satgas keamanan yang sudah ditugaskan agar memantau kanan-kiri, jangan sampai ada perusuh yang coba memprovokasi," ujar Sobri. [ts]

Ada Spanduk Diskualifikasi Jokowi-Maruf di Aksi Kawal MK


GELORA.CO - Sebuah spanduk bertuliskan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mendiskualifikasi pasangan Joko Widodo-Maruf Amin terlihat saat aksi damai Kawal MK di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (26/6).

Spanduk berwarna merah dengan latar belakang gambar gedung MK terlihat menggantung di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di depan gedung Kementerian Pariwisata.

Tulisan berwarna kuning tersebut tertulis 'Mahkamah Konstitusi Segera Putuskan Diskualifikasi Capres No 1..!!'. Tak hanya itu, terlihat pula spanduk tersebut mengatasnamakan dari Gerakan Kedaulatan Rakyat (GKR).

Hingga pukul 15.00 WIB, aksi damai kawal MK masih berlangsung di kawasan Patung Kuda di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Para orator masih terus berorasi di atas mobil komando yang telah disiapkan oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Siang hari tadi, massa juga sempat menggelar Shalat Zuhur berjamaah di depan Kementerian Pariwisata. [md]

Kenang Korban 21-22 Mei, Menantu Habib Rizieq: Pembunuh Rakyat Harus Dihukum Mati!


GELORA.CO - Aksi damai Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Kawasan Patung Kuda di Jalan Medan Merdeka Barat diselenggarakan untuk mengenang korban aksi 21-22 Mei.

Menantu Imam besar Habib Rizieq Shihab, Habib Anif Al-Attos mengatakan, aksi kali ini juga dalam rangka tahlil akbar mengenang para "syuhada" yang gugur pada tanggal 21-22 Mei lalu. 

"Macam-macam jenis syahid akhirat salah satunya yang disebutkan para ulama, jenis syahid akhirat adalah orang yang meninggal dunia dalam keadaan dizalimi, orang yang terbunuh dalam keadaan dizalimi," paparnya dari mobil komando, Rabu (26/6).

"Saya mau tanya mereka yang terbunuh di 21-22 dizalimi atau tidak?," tanya Habib Anif kepada ribuan massa yang hadir.

"Dizalimi," jawab ribuan massa.

Dengan demikian, para korban yang tewas saat aksi 21-22 Mei menurut Habib Anif tergolong mati syahid. Pasalnya, mereka meninggal dengan cara yang menurutnya sadis dan tidak benar. 

"Mereka dikategorikan sebagai syuhada, kita doakan supaya mereka menjadi syuhada di sisi Allah," terangnya.

Lebih lanjut, Habib Anif juga mendesak para pelaku pembunuhan terhadap korban 21-22 Mei diberi hukuman setimpal. 

"Kami minta pelaku, para pembunuh rakyat, para pembunuh warga negara Indonesia, dihukum seberat-beratnya dan kami minta dihukum mati. Setuju? Siap perjuangkan rakyat Indonesia? Perjuang kita masih panjang," tegasnya.

Tak hanya itu, Habib Anif dalam orasinya juga berharap Hakim MK dapat memutuskan sengketa PHPU Pilpres 2019 dengan seadilnya. 

"Jika benar-benar adil, saya yakin Insya Allah yang curang didiskualifikasi, Amin. Makanya kita doakan MK dijaga oleh Allah, dituntun untuk adil, untuk mendiskualifikasi yang curang, yang ingin nipu rakyat dihancurkan oleh Allah. Siap ikut komando ulama?" tandasnya.  [md]

Prabowo Larang MK Didemo, PA 212: Ini Bukan Urusan Politik Tapi Keadilan!


GELORA.CO - Sejumlah organisasi Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) menggelar unjuk rasa di sekitaran Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (26/6/2019).

Namun, para peserta aksi massa tersebut belum bisa memutuskan apakah akan menerima hasil putusan sidang gugatan sengketa Pemilihan Presiden 2019.

Juru Bicara PA 212, Novel Bamukmin mengatakan bahwa para pendemo akan melihat terlebih dulu hasil putusan sidang gugatan sengketa Pilpres 2019. Setelah mendengar hasilnya, barulah petinggi-petinggi dari ormas Islam tersebut akan bermusyarah untuk menentukan sikap.

"Kemudian kami melihat tokoh-tokoh bangsa ini semuanya bagaimana itu kan nanti kami bisa pertimbangkan lagi ke depan, bagaimana kami menerima keputusan nanti," kata Novel.

Terkait unjuk rasa yang bertemakan Tahlil Akbar 266 ini, Novel mengklaim ada puluhan ribu peserta aksi yang sudah turun di sekitaran Gedung MK. Dia menyebut, para pendemo itu datang dari daerah Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten.

Meski Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto melarang pendukungnya untuk datang ke sekitaran Gedung MK saat pengumuman, para peserta aksi massa tersebut tetap datang.

Novel mengatakan bahwa kehadiran para peserta aksi massa itu jangan dilihat sebagai kegiatan berbau politik.

Menurutnya, sebagai umat Islam, para peserta aksi massa itu memiliki tanggung jawab untuk mengawal jalannya demokrasi sampai keluarnya putusan dari MK.

"Ini bukan urusan politik, ini untuk keadilan. Kami harus punya tanggung jawabnya namanya orang Islam. Keadilan itu adalah nilai-nilai agama, kalau untuk nilai agama kami ngikut kepada ulama. Jadi tugas masing-masing," tandasnya. [sc]

Didemo Banser NU, Felix Siauw Keluar Balai Kota DKI Lewat Pintu Belakang


GELORA.CO - Ustaz Felix Siauw terpaksa keluar lewat pintu belakang atau melalui gedung DPRD DKI seusai memberi ceramah di Masjid Fatahilah, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Sebab, di pintu utama terdapat massa Gerakan Pemuda Barisan Serba Guna Nahdlatul Ulama alias GP Banser NU yang menggelar aksi massa menentang kedatangan Felix Siauw.

Puluhan orang anggota GP Banser yang konvoi menggunakan motor dari arah Stasiun Gambir langsung memblokade pintu masuk Balai Kota DKI sekitar pukul 13.00 WIB.

Polisi dan pengamanan dalam alias pamdal yang berjaga langsung menutup gerbang pintu masuk Balai Kota.

Menanggapi hal itu, Ustaz Felix mengakui tetap tenang. Bahkan dia mengklaim sebenarnya mau kalau diajak diskusi oleh GP Banser NU, namun situasi tidak memungkinkan.

"Saya sudah bilang, teman-teman Ansor, saya terbuka diajak diskusi, tergantung kalau mereka mau diskusi. Tapi kalau misalnya mereka enggak mau diskusi, itu bisa ditanyakan kepada mereka," kata Ustaz Felix kepada wartawan, Rabu (26/6/2019).

Setelah itu, dia langsung menuju mobilnya yang sudah disiapkan di samping Balai Kota. Dia mengendarai sendiri mobil tersebut keluar melalui pintu belakang.

Sebelumnya, acara Kajian Bulanan yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI di Masjid Fatahilah Balai Kota yang mengundang Felix Siauw tetap digelar meski sempat dibatalkan karena mendapat penolakan.

Sementara di gerbang utama, puluhan anggota Banser NU melakukan aksi unjuk rasa menolak kehadiran Felix Siauw sebagai penceramah.

Banser NU menilai Felix anti-Pancasila, karena keterkaitannya dulu dengan organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia.

Puluhan orang anggota Banser yang konvoi menggunakan motor dari arah Stasiun Gambir langsung memblokade pintu masuk Balai Kota DKI sekitar pukul 13.00 WIB.

Anggota Banser NU berbaris dan menyanyikan lagu Ya Lal Wathon.

"Pemprov DKI telah melakukan kebohongan publik, sudah berkali-kali mengundang tokoh HTI ke Balai Kota," kata salah satu orator. [sc]